Kamis, 06 Oktober 2011

Wacana tataran non ilmiah

DERITA SASANDEWINI DAN SUNTRE
Jasad itu terbujur kaku. Darah kering merah kehitaman masih membekas disudut bibir laki-laki gagah yang terlalu muda untuk meninggalkan sebuah keluarga yang tengah dibangunnya. Tidak ada yang kuasa menolaknya jika maut telah menjemput manusia, tidak terkecuali kedua gadis belia yang masih sangat merindulan kehadiran sosok ayah.
Tiga wanita itu masih terus meratapi kepergian orang tercinta. Si ibu terus meratapi kematian suaminya. Bahkan, dia meraung-raung kepergian suaminya. “Yang Mahaagung, kenapa secepat ini engkau panggil ayah anak-anakku. Mereka masih terlalu kecil dan mereka harus menderita jarena kehilangan ayah. Gerangan penyakit apakah yang engkau kirimkan kepada suamiku dan penduduk di kampung ini? Kami tak sanggup menanggung beban hidup ini.”
Begitulah ratapan ibu dua gadis kecil setiap saat didepan jasad orang yang sangat dicintai sekaligus dihormatinya. Beberapa hari jasad ayah sasandewini diletakkan disebuah papan didalam gubugnya. Jasad itu memang belum dan tidak dikuburkan. Nantinya, jasad itu akan disimpan disebuah tempat yang sudah tersedia seperti halnya jenazah-jenazah lain dari penduduk kampung itu, yakni disimpan disebuah tempat layaknya sebuah perkuburan. Tempat itu terbentuk rumah yang dibangun denga tiang-tiang kayu yang berukir sebagai penyangga atau penopangnya dan diletakkan ditempat yang agak tinggi. Bangunan itu hanya berfungsi untuk menyimpan mayat.
Wacana diatas merupakan pemanfaatan bahasa Indonesia sebagai tataran non ilmiah. Yang diambil dari cuplikan dongeng yang berjudul Derita Sumasandewini Suntre. ditulis berdasarkan fakta pribadi, fakta yang disimpulkan subyektif, gaya bahasa konotatif dan populer,tidak memuat hipotesis,penyajian dibarengi dengan sejarah,bersifat imajinatif, situasi didramatisir, dan bersifat persuasif.http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/pemanfaatan-bahasa-indonesia-sebagai-tataran-non-ilmiah-2/

Wacana tataran semi ilmiah

Pemerintah Yaman, kini, paling kurang menghadapi dua persoalan besar. Pertama, menghadapi kelompok Houthis yang sejak beberapa tahun terakhir mengangkat senjata menentang pemerintah pusat Sana’a. Kedua, menghadapi Al Qaeda yang telah membangun kekuatan di wilayah negara yang terletak di ujung selatan, Jazirah Arab, ini.
Hal itu menegaskan pandangan yang sudah beredar selama beberapa tahun belakangan bahwa Yaman telah menjadi semacam safe haven, tempat berlindung yang aman, bagi kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda.
Rencana peledakan itu telah mengungkapkan secara lebih rinci tentang kelompok tersebut. Kelompok ini telah membuat pemerintah Sana’a harus berjuang keras untuk mengatasinya, sementara AS sudah menyatakan tidak akan mengirim pasukan ke Yaman membantu pemerintah pimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Pemerintah Sana’a, yang sebenarnya kekurangan sumber daya untuk mengatasi kelompok Al Qaeda, pun harus hati-hati untuk meminta bantuan kepada AS. Jangan-jangan keputusan untuk membuka pintu bagi pasukan asing justru akan menjadi senjata bagi kelompok oposisi untuk meningkatkan perlawanan mereka kepada pemerintah.
Sementara itu, kelompok Houthis muncul sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dianggap banyak melakukan penyelewengan: korupsi, memburuknya kondisi sosial masyarakat, sangat bergantung pada Arab Saudi dan AS, menekan kelompok Zaydi, Shiah, yang mendapat dukungan Iran. Kelompok ini sebenarnya sudah mengangkat senjata sejak tahun 1960-an.
Secara umum, sebenarnya gerakan bersenjata kelompok Houthis ini lebih merupakan reaksi terhadap pemerintah yang dianggap tidak berfungsi maksimal ketimbang gerakan yang bernuansa ideologis.
Akan tetapi, apa pun, gerakan mereka merepotkan pemerintah pusat. Tidak hanya itu. Gerakan bersenjata di perbatasan utara Yaman ini juga merepotkan Pemerintah Arab Saudi, yang memang berbatasan dengan Yaman. Tidak jarang, pasukan Arab Saudi terlibat kontak senjata dengan kelompok Houthis di sepanjang perbatasan.
Dua persoalan tersebut telah menempatkan pemerintah Sana’a pada posisi yang sulit. Negeri yang dikenal sebagai salah satu pusat peradaban di Timur Tengah itu kini di ambang kehancuran jika tidak mampu menanganinya. Bisa jadi, Yaman akan tergelincir seperti Somalia, yang bisa dikategorikan sebagai ”negara gagal” dan dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata.

di referensikan oleh : http://irsan90.wordpress.com/2010/03/19/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan-bahasa-indonesia-pada-tataran-semi-ilmiah/

Wacana dalam tataran ilmiah

Jadilah Sahabat Bumi
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.

Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI! 

Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

 Peran bahasa sebagai alat komunikasi birokrasi dalam masyarakat yang multi-etnik seperti Indonesia ini menjadi masalah yang serius yang dapat menghambat proses perkembangan dan pembangunan, yaitu :
Bahasa dalam birokrasi mempunyai arti yang sangat penting untuk saling mengkomunikasikan tugas dan fungsinya dalam mengatur mekanisme pemerintahan dengan efisien. Karena kita ketahui bahwa birokrasi sangat identik diberbagai negara, khususnya dalam sistem politik dan pemerintahan. Dapat kita bayangkan bagaimana keadaan birokrasi, jika manusia tidak memiliki kemampuan berbahasa. Sebagaimana disampaikan Ernst Cassirer, bahwa keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Ia menyebutkan manusia sebagai Animal Symbolicum, mahluk yang mempergunakan simbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang luas daripada Homo sapiens yakni mahluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia menggunakan simbol. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di mana obyek-obyek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun obyek tersebut secara faktual tidak berada ditempat dimana kegiatan berpikir itu dilakukan. Yang dimaksud dengan Pendekatan Etik dan Pendekatan Emik beserta contoh-contohnya dalam bidang kajian administrasi, yaitu :
 Pendekatan Etik, yaitu suatu pendekatan yang berusaha untuk memberikan gambaran umum /general dan ramalan tentang perilaku masyakat dalam situasi tertentu.
Contohnya : Siapa saja yang hadir dalam acara rapat pembentukan panitia peringatan hari kesaktian pancasila.
 Pendekatan Emik, yaitu suatu pendekatan yang berupaya untuk mengkomunikasikan keadaan dalam diri (Inner Psychological State) dan perasaan individu yang berkaitan dengan suatu perilaku. Asumsi dasar dari pendekatan Emik adalah bahwa pelaku/aktor suatu tindakan itu lebih tahu tentang proses-proses yang terjadi dalam dirinya dari pada orang lain. Pengetahuan tentang proses mental itu diperlukan untuk memahami mengapa seseorang melakukan suatu tindakan atau menolak melakukan tindakan tersebut.

di referensikan : http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html

Contoh menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar

Menggunakan bahasa indonesia yang baik artinya,menggunakan bahasa indonesia berdasarkan kaidah kaidah nya,Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.

Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Contoh bahasa baku:
1.jeny mau kemanakah dirimu?
2.pak romli sedang mengairi ladangnya hingga larut malam.

sekarang-sekarang ini banyak di kalangan anak muda sekarang telah menggunkan bahasa indonesia yang benar menjadi bahasa "gaul .contoh

baku gaul

Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!

referensi dari : blogpunyaichal.blogspot.com/2010/11/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia.html