Jumat, 30 Maret 2012

Ringkasan Bab I "penalaran"


Pengertian argumentasi
Argumentasi adalah bentuk suatu retorika yang berusaha untuk menmpengaruhi sikap pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Sebuah tipok tertentu dapat saja disoroti dengn  mempergunakan salah satu bentuk retorika modern. Topic perguruan tinggi misalnya dapat di soroti dengan mempergunakan  keempat macam bentuk retorika itu sendiri.
Penalaran dan Proposisi
            Penalaran adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta – fakta atau evidensi – evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta, evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen dsb. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta – fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan fakta – fakta yang telah dirumuskan dengan kalimat – kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Maka itu penalaran disimpulkan sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk merangkai fakta – fakta yang diterima dengan akal yang sehat.
            Kalimat ini dapat dihubungkan dengan proses berpikir disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkadang di dalamnya. Sebuah pernyataan akan dibenarkan apabila terdapat fakta –fakta atau bahan yang dapat membuktikannya. Sebaliknya, sebuah pernyataan akan ditolak apabila ada yang menentangnya. Proposisi yaitu sebuah kalimat, tetapi tidak semua kalimat itu proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Dalam proposisi ini ada aturan – aturannya dalam penulisan atau berbicara.
            Semua pernyataan dan kesimpulan sebagai dikemukakan di atas sangat penting dalam menyusun argumentasi. Pernyataa dan kesimpulan – kesimpulan itu merupakan ramuan – ramuan yang selalu digunakan dalam menyusun proses berpikir seseorang atau menyusun penalaran. Sebab itu, sebelum berbicara mengenai proses – proses itu, maka akan dikemukakan terlebih dahulu sejumlah pengertian yang bertalian erat dengan proses penalaran itu. Penalaran yang keliru dapat membawa penulis kepada pendapata atau kesimpulan yang salah. Dalam kehidupan sehari-hari penalaran yang salah itu terjadi pertama-tama bukan disebabkan oleh fakta atau evidensi yang tidak tepat, tetapi karena penulis atau pembicara sama sekali dikuasai oleh emosi. Pengamanan terhadap proses berpikir yang logis itu hanya dapat dicapai bila penulis atau pembicara memperhatikan juga faktor emosional.
Inferensi & implikasi
Tiap proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan.
·         Merupakan Ucapan-ucapan factual : sebagai akibat dari pengalaman
·         Merupakan pendapat atau kesimpulan : ide atau buah pikiran dari seseorang
Untuk menguji ucapan yang bersifat factual dapat diadakan pengujina atau penelitian terhadap evidensinya. Tetapi untuk menguji suatu pendapat atau kesimpulan harus diadakan pengujian atas fakta atau evidensinya, serta diadakan pula pengujian atau penilaian terhadap proses pembentukan kesimpulan itu.
Wujud evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Fakta adalah suatu yang sesungguhnya terjadi atau sesuatu yang ada secara nyata.
Cara menguji data
Supaya data informasi itu harus dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi. Maka data tersebut harus diuji terlebih dahulu. Berikut cara - cara menguji data :
a.       Observasi : ialah metode pengujian data langsung ke sumbernya
b.      Kesaksian : ialah metode pengujian dengan meminta atau mewawancarai orang yang telah mengalami sendiri peristiwa yang terjadi
c.       Autoritas : ialah metode pengujian dengan meminta pendapat dari seorang yang ahli
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian apakah data - data atau informasi itu merupakan kenyataan atau hal yang sesungguhnya terjadi. Berikut dasar-dasar yang digunakan untuk menentukan faktamana yang dapat di jadikan evidensi :
a.       Konsistensi : suatu argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasive yang tinggi jika evidensi-evidensinya bersifat konsisten
b.      Keherensi : semua fakta yang akan digunakan sebagai Evindasi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. 
            Ada kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidasi itu. Fakta – fakta yang dipergunakan sama, hanya proses penalaran yang disusun berdasarkan fakta – fakta itu berlainan. Kalau memang tidak bisa menemukan fakta – fakta lain, maka kesimpulan tadi tetap merupakan satu-satunya kesimpulan yang dapat diterima.